Categories

Selasa, 19 Juni 2012

Rainbow Cake


Udah banyak yang nanya2 rainbow cake, akhirnya dicoba juga buatnya..
butuh waktu yang lama utk buat kuenya, soalnya loyang nya cuma ada 1..heheh
tapi alhamdulillah rasanya enak..
banyak yang respon foto kuenya ketika di upload ke halaman FB :D
eitss jangan lupa ya kunjungi halaman kami di http://www.facebook.com/pages/Hira-Snackbrownies-cake-dll/253935614655429


Kamis, 07 Juni 2012

Kue Ulang Tahun Teddy Bear



Yang ini pesanan via Hp..
pesannya 2 hari sebelum aq ujian..tapi tetap diambil, alhasil g' ada persiapan bwt ujian bsk nya deh..Tapi alhamdulillah ujiannya dapat.
Dan yang mesan kue juga suka sekali dengan kuenya, tapi ada sayangnya, kue agak bntat sedikit..heheh
maklum..yang biasanya kuenya aq bwt brownies kukus nah yang ini aq bwt bolu biasa..
maaf ya pemesan kue (sampai sekarang g' tau t nama pemesan kue nya..hehehe)

Kue Ulang Tahun Gambar AC Milan



Yang ini masih pesanan teman saya Ega..

Sabtu, 02 Juni 2012

SpongeBob Cake


Yang ini Kue Ultah adik...
Walaupun telat Buat Kue nya Tak pa2 lah yang penting ada..hehehe

Winnie The Pooh Cake...


Winnie The Pooh nya kelihatan lagi diet...agak kurusan..ckckc
Tapi tak apa2 lah cukup memuaskan..
sampai2 yang dikasih kue sayang mau motong Kue nya..

"Brownies Cappucino"


Pesanan berikutnya....
Taraa....
Kue Ultah Chelsea FootBall Club


Gambarnya Kayak lagi Cacar..bentol2..ckcckk
masih tahap pemula...
Mudah2an Awal dari Kesuksesan..

Rabu, 16 Mei 2012

IP versi 6


IPv4  yang  merupakan  pondasi  dari  Internet  telah  hampir  mendekati  batas  akhir  dari kemampuannya,  dan  IPv6  yang  merupakan  protokol  baru  telah  dirancang  untuk  dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari  panjang  addressnya  yang  hanya  32  bit  saja  serta  tidak  mampu  mendukung  kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. IP  versi  6  (IPv6)  adalah  protokol  Internet  versi  baru  yang  didesain  sebagai  pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address  raksasa  (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan  Internet terus  berkembang  dan menyediakan  kemampuan  routing  baru  yang tidak  terdapat  pada  IPv4.  IPv6  memiliki  tipe  address  anycast  yang  dapat  digunakanuntuk pemilihan  route  secara efisien. Selain itu  IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address  secara  local  yang  memungkinkan  terwujudnya  instalasi  secara  Plug&Play,  serta menyediakan  platform  bagi  cara  baru  pemakaian  Internet,  seperti  dukungan terhadap  aliran datasecara  real-time,  pemilihan  provider,  mobilitas  host,  end-to-end  security,  ataupun konfigurasi otomatis.
A.   Keunggulan IPv6
Otomatisasi  berbagai  setting  /  Stateless-less  auto-configuration  (plug&play)  Address pada  IPv4  pada  dasarnya  statis terhadap  host. Biasanya  diberikan  secara  berurut  pada  host. Memang  saat  ini  hal  di  atas  bisa  dilakukan  secara  otomatis  dengan  menggunakan  DHCP (Dynamic  Host  Configuration  Protocol),  tetapi  hal  tersebut  pada  IPv4  merupakan  fungsi tambahan  saja,  sebaliknya  pada  IPv6  fungsi  untuk  mensetting  secara  otomatis  disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
  • Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan  menyediakan  server  untuk  pengelolaan  keadaan  IP  address,  dimana  cara  ini hampir  mirip  dengan  cara  DHCP  pada  IPv4.  Pada  saat  melakukan  setting  secara otomatis,  informasi  yang  dibutuhkan  antara  router,  server  dan  host  adalah  ICMP (Internet Control Message  Protocol)  yang telah  diperluas.  Pada  ICMP  dalam  IPv6 ini, termasuk  pula  IGMP  (Internet  Group  management  Protocol)  yang  dipakai  pada multicast pada IPv4.
  • Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address,  hanya  mensetting  router  saja  dimana  host  yang  telah  tersambung  di  jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address  dari  host  tersebut.  Pada  informasi  unik  bagi  host  ini,  digunakan  antara  lain address  MAC  dari  jaringan  interface.  Pada  setting  otomatis  stateless  ini  dibalik kemudahan  pengelolaan,  pada  Ethernet  atau  FDDI  karena  perlu  memberikan  paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang buruk.

Tugas Kelompok 3 perancangan jaringan dengan metode subnetting


Pada perancangan kali ini, design yang saya buat :

  •      4 buah gedung dengan masing-masing gedung mempunyai 3 lantai
  •      Diletakkan 10 komputer/ lantai (jumlah keseluruhan 120)
  •      4 buah router
  •      12 switch ( sesuai dengan lantai yang berjumlah 12 untuk keseluruhan gedung)
  •      Link cadangan
  •      Tpologi yang digunakan pada jaringan utama (yang menghubungkan 4 gedung) : mesh
  •      Topologi di tiap-tiap lantai : bus

Karena jumlah komputer keseluruhan ada 120, maka perhitungan yang digunakan :
2≥ 120
2≥ 120
128 ≥ 120 + 2

Maka subnet mask : 255.255.255.128
IP menggunakan “/25”

GEDUNG A
Pada gedung A terdapat router 1 (R1).

  •      IP local R1 yang akan tersambung ke jaringan gedung A: 192.168.1.1/25
  •      IP public R1 untuk R2 (router pada gedung B) : 192.168.5.1/25 dengan Gateway : 192.168.5.2/25
  •      IP public R1 untuk R4 (router pada gedung D) : 192.168.8.2/25 dengan Gateway 192.168.8.1
  •      IP public untuk tersambung ke Internet : 10.1.1.189 dengan Gateway : 10.1.1.5

Terdapat 30 komputer yang diletakkan 10 komputer per lantai. Rentang IP komputer dari 192.168.1.2/25-192.168.1.31/25 yang dipakaikan secara berurutan ke komputer, sehingga tidak ada komputer yang mempunyai IP yang sama. Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan IP lain diluar rentang IP yang telah saya diberikan, tapi dengan syarat tidak ada IP yang sama digunakan untuk 2 atau lebih komputer. Gateway untuk masing-masing IP adalah sama yaitu 192.168.1.1

GEDUNG B
Pada gedung B terdapat router 2 (R2).

  •      IP local R2 yang akan tersambung ke jaringan gedung B : 192.168.2.1/25
  •      IP public R2 untuk R1 (router pada gedung A) : 192.168.5.2/25 dengan Gateway : 192.168.5.1/25
  •      IP public R2 untuk R3 (router pada gedung C) : 192.168.6.1/25 dengan Gateway 192.168.6.2/25

Terdapat 30 komputer yang diletakkan 10 komputer per lantai. Rentang IP komputer dari 192.168.2.2/25-192.168.2.31/25 yang dipakaikan secara berurutan ke komputer, sehingga tidak ada komputer yang mempunyai IP yang sama. Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan IP lain diluar rentang IP yang telah saya diberikan, tapi dengan syarat tidak ada IP yang sama digunakan untuk 2 atau lebih komputer. Gateway untuk masing-masing IP adalah sama yaitu 192.168.2.1

GEDUNG C
Pada gedung C terdapat router 3 (R3).

  •      IP local R3 yang akan tersambung ke jaringan gedung C : 192.168.3.1/25
  •      IP public R3 untuk R2 (router pada gedung B) : 192.168.6.2/25 dengan Gateway : 192.168.6.1/25
  •      IP public R3 untuk R4 (router pada gedung D) : 192.168.7.1/25 dengan Gateway 192.168.7.2/25

Terdapat 30 komputer yang diletakkan 10 komputer per lantai. Rentang IP komputer dari 192.168.3.2/25-192.168.3.31/25 yang dipakaikan secara berurutan ke komputer, sehingga tidak ada komputer yang mempunyai IP yang sama. Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan IP lain diluar rentang IP yang telah saya diberikan, tapi dengan syarat tidak ada IP yang sama digunakan untuk 2 atau lebih komputer. Gateway untuk masing-masing IP adalah sama yaitu 192.168.3.1

GEDUNG D
Pada gedung D terdapat router 4 (R4).

  •      IP local R4 yang akan tersambung ke jaringan gedung D : 192.168.4.1/25
  •      IP public R4 untuk R3 (router pada gedung C) : 192.168.7.2/25 dengan Gateway : 192.168.7.1/25
  •      IP public R4 untuk R1 (router pada gedung A) : 192.168.8.1/25 dengan Gateway 192.168.8.2/25

Terdapat 30 komputer yang diletakkan 10 komputer per lantai. Rentang IP komputer dari 192.168.4.2/25-192.168.4.31/25 yang dipakaikan secara berurutan ke komputer, sehingga tidak ada komputer yang mempunyai IP yang sama. Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan IP lain diluar rentang IP yang telah saya diberikan, tapi dengan syarat tidak ada IP yang sama digunakan untuk 2 atau lebih komputer. Gateway untuk masing-masing IP adalah sama yaitu 192.168.4.1


Sabtu, 05 Mei 2012

VLAN (Virtual LAN)

Sesuai dengan namanya VLAN adalah sebuah LAN yang dibuat berdasarkan pengelompokkan user dengan mengkonfigurasi pada networking device ( biasanya pada switch), dengan adanya VLAN, host yang terhubung ke switch bisa dikategorikan atau dikelompokkan, jadi seakan-akan ada 2 atau lebih LAN yang berbeda meskipun sebenarnya hanya menggunakan 1 buah switch.
Virtual Local Area Network (VLAN) menurut Hendra Wijaya (2001, 46) adalah network yang disegmentasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Switch dapat dikonfigurasi menjadi Virtual LAN yang bekerja mirip seperti konsep subnetting dari TCP/IP. Hal ini mempermudah pengaturan jaringan karena jika ada perubahaan lokasi personel karena perubahaan organisasi misalnya, jaringan dapat diatur tanpa harus memindahkan peralatan jaringan. Jadi dengan VLAN, pengaturan jaringan menjadi fleksibel di mana kita dapat membuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi personel atau peralatan komputer.
Konfigurasi dari sebuah VLAN dilakukan berdasarkan infrastruktur fisik semua komputer yang terhubung pada suatu lokasi. Pengguna (user) dikelompokkan pada lokasi di mana komputer mereka terhubung pada sebuah switch dan dihubungkan dengan interkoneksi sebuah router yang mensegmen semua switch yang ada. Misalnya Divisi Customer Service dapat dihubungkan ke switch yang sama dengan Divisi Operasi dan Pengembangan Jaringan, karena lokasi fisik yang berdekatan. Router akan membagikan segmen yang sama dengan bandwith yang sama pula, meskipun kebutuhan bandwith dari masing-masing workgroup atau departemen berbeda-beda. Setiap port dari switch dapat diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh karena berada dalam satu segmen, port-port yang bernaung di bawah suatu VLAN dapat saling berkomunikasi langsung. Sedangkan port-port yang berada di luar VLAN tersebut atau berada dalam naungan VLAN yang lain, tidak dapat saling berkomunikasi langsung karena VLAN tidak meneruskan broadcast. Komunikasi antara VLAN dengan VLAN lain harus melalui router, demikian pula halnya antara LAN dengan LAN yang terpisah. VLAN menggunakan metode frame tagging untuk meneruskan informasi mengenai suatu konfigurasi VLAN. Namun informasi ini hanya berlaku lokal pada switch di mana VLAN dibuat. Jika di dalam desain jaringan switch diinginkan agar sejumlah Cisco switch diatur dengan satu VLAN management atau domain, maka agar antara switch dapat saling bertukar informasi VLAN, digunakan suatu metode yang disebut trunking. Konsep menggunakan protokol trunking ini mirip dengan konsep protokol routing untuk
meneruskan paket ke tujuannya, hanya dalam hal ini informasi mengenai VLAN yang diteruskan. Perusahaan Cisco mengeluarkan protokol trunking khusus untuk Cisco switch yang
dinamakan Inter-Switch Link (ISL). Untuk memungkinkan pertukaran informasi mengenai VLAN secara otomatis antara Cisco switch, perusahaan Cisco mengeluarkan suatu protokol yang dinamakan VLAN Trunk Protocol (VTP). Protokol ini memberikan sarana untuk pemberitaan informasi mengenai suatu VLAN ke Cisco switch lain yang berdekatan. Dengan menggunakan VTP ini maka desain jaringan switch dengan VLAN yang lebih kompleks dapat dibuat. VTP domain atau sering disebut VLAN management domain adalah suatu wadah yang memiliki sejumlah Cisco switch yang bernaung di dalam satu manajemen. Cisco switch dapat dikonfigurasikan sebagai VTP server, client, atau transparent. Jika ada perubahan VLAN konfigurasi melalui VTP server, perubahan akan diteruskan ke semua Cisco switch yang berada di dalam VTP domain yang sama. Perubahan melalui VTP transparent tidak dapat diteruskan ke switch lain. Sedangkan dari VTP client tidak dapat dilakukan perubahan pada VLAN konfigurasi.
Konfigurasi Virtual LAN
Dalam mengimplementasi metode Virtual LAN diperlukan beberapa langkahkonfigurasi dasar yang dibuat, diantaranya yaitu:
·         Konfigurasi / Membuat VLAN baru
·         Konfigurasi Trunk Port
·         Konfigurasi VTP domain
·         Konfigurasi ISL Routing untuk komunikasi antar VLAN
Kita tidak harus mengkonfigurasi IP address di switch untuk membuatnya bekerja. Switch sudah dapat langsung bekerja tanpa adanya konfigurasi, seperti fungsi pada hub. Alasan kita menentukan informasi IP address di switch adalah kita dapat mengatur switch melalui Telnet atau management software lainnya, atau untuk konfigurasi switch dengan VLAN yang berbeda dan fungsi-fungsi network lainnya. Secara default informasi tentang IP address atau default-gateway belum ditentukan. Kita dapat menentukan kedua alamat tersebut pada layer-two switch, seperti pada setiap host. Pada saat dibuat oleh pabriknya, Cisco switch telah memiliki satu default VLAN yang dinamakan VLAN1. Semua port dari switch tersebut berada dalam segmen VLAN1 (anggota-anggota VLAN1) yang disebut VLAN management. Oleh karena itu interface VLAN1 sudah ada pada setiap switch. Untuk memindahkan port-port dari VLAN1 ke VLAN yang lain, pertama-tama harus dibuat VLAN baru di mana port-port tersebut akan dipindahkan. Jika Cisco switch masih baru dan belum memiliki IP address, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan IP address untuk Cisco switch tersebut agar dapat dikenal oleh jaringan.

Konfigurasi / Membuat VLAN Baru (switch 2950)
Konfigurasi Virtual LAN dapat diawali dengan menentukan terlebih dahulu jumlah VLAN baru yang dibuat dan user-user yang menjadi anggota dari masing-masing VLAN tersebut. Setelah itu kita dapat menerapkan metode VLAN.
1.      Pertama kali kita harus masuk ke dalam VLAN database dari priviledge mode, bukan dari configuration mode.
2.      Ketik perintah vlan ? untuk melihat berapa banyak VLAN baru yang dapat kita buat.
3.      Untuk membuat VLAN baru, gunakan perintah vlan # name nama.
4.      Setelah VLAN baru dibuat, gunakan perintah show vlan (disingkat sh vlan) untuk melihat konfigurasi VLAN. Secara default semua port di switch berada dalam segmen VLAN 1. Untuk merubah port-port dari VLAN1 ke VLAN yang lain, masuk ke masing-masing interface dari global configuration dan tentukan port-port untuk menjadi anggota Konfigurasi tiap-tiap port menjadi anggota dari VLAN tertentu menggunakan perintah switchport access vlan #.
5.      Ketik show vlan sekali lagi untuk melihat port-port yang telah dikonfigurasikan menjadi anggota VLAN tertentu.

Konfigurasi Trunk Ports (switch 2950)
Trunk links merupakan hubungan langsung antara dua switch, antara switch dan router, atau antara switch dan server. Port-port yang di trunking adalah port 100 atau 1000Mbps, sedangkan port 10Mbps tidak dapat di trunking.
1.      Untuk konfigurasi trunking pada sebuah port switch, gunakan perintah switchport mode trunk.
2.      Untuk melihat port-port trunking, gunakan perintah sh run.

Konfigurasi VTP Domain (switch 2950)
Setiap Catalyst switch telah dikonfigurasikan secara default menjadi VTP server. Untuk konfigurasi VTP, pertama-tama konfigurasikan nama domain yang ingin digunakan.
1.      Gunakan perintah vtp dari konfigurasi global untuk menset informasi VTP pada switch.
2.      konfigurasi switch yang menjadi anggota dari VTP domain routersim dan sebagai VTP client.
3.      Setelah konfigurasi informasi VTP, untuk melihat konfigurasinya gunakan perintah sh vtp status.
Beberapa manfaat VLAN adalah :
1.      Performance
VLAN mampu mengurangi jumlah data yang dikirim ke tujuan yang tidak perlu. Sehingga lalu lintas data yang terjadi di jaringan tersebut dengan sendirinya akan berkurang.
2.      Mempermudah Administrator Jaringan
Setiap kali komputer berpindah tempat, maka komputer tersebut harus di konfigurasi ulang agar mampu berkomunikasi dengan jaringan dimana komputer itu berada. Hal ini membuat komputer tersebut tidak dapat dioperasikan langsung setelah di pindahkan.
Jaringan dengan Prinsip VLAN bisa meminimalkan atau bahkan menghapus langkah ini karena pada dasarnya ia tetap berada pada jaringan yang sama.
3.      Mengurangi biaya
Dengan berpindahnya lokasi, maka seperti hal nya diatas, akan menyebabkan biaya instalasi ulang. Dalam jaringan yang menggunakan VLAN, hal ini dapat diminimallisira atau dihapuskan.
4.      Keamanan
VLAN bisa membatasi Pengguna yang bisa mengakses suatu data., sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan hak akses.

Selasa, 01 Mei 2012

DHCP


Apa itu DHCP ?

DCHP adalah kepanjangan dari Dynamic Configuration Host Protocol. DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DCHP harus memberikan alamat IP kepada semua computer secara manual. Jika DCHP dipasang di jaringan local, maka semua computer yang  tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dan server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protocol Bootsrapt Protocol (BOOTP).

Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protocol yang menggunakan arsitektur client/server maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakti DHCP Server dan DHCP Client.

-        DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa system operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 200 Server, Windows 2003 Server atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
-    DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar system operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 200 Profesional, Windows XP, Windows Vista atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

Data Sheet Layer 2 dan Layer 3


Layer
Switch Layer 2 sering dipasang di perusahaan untuk konektivitas kecepatan tinggi antara stasiun akhir pada lapisan data link. Layer 3 switch adalah fenomena yang relatif baru, dipopulerkan oleh (antara lain) pers perdagangan. Artikel ini menjelaskan beberapa masalah dalam evolusi Layer 2 dan Layer 3 switch. Kami berhipotesis bahwa teknologi itu evolusi dan asal-usulnya dalam produk sebelumnya.
Switch layer 2 beroperasi pada lapisan Data Link, yang merupakan lapisan kedua dari bawah dari model OSI. 
Layer 2 Switch
Gambar 1

Menjembatani teknologi telah ada sejak tahun 1980-an (dan bahkan mungkin sebelumnya). Bridging melibatkan segmentasi jaringan area lokal (LAN) pada Layer 2 tingkat. Sebuah jembatan multiport biasanya belajar tentang Media Access Control (MAC) alamat di setiap pelabuhan dan transparan melewati frame MAC ditakdirkan untuk orang-port. Jembatan ini juga memastikan bahwa frame ditakdirkan untuk alamat MAC yang terletak pada port yang sama sebagai stasiun yang berasal tidak diteruskan ke port lain. Untuk kepentingan diskusi ini, kami hanya mempertimbangkan Ethernet LAN. 
Layer 2 switch secara efektif memberikan fungsi yang sama. Mereka mirip dengan multiport jembatan di bahwa mereka belajar dan bingkai maju pada port masing-masing. Perbedaan utama adalah keterlibatan perangkat keras yang memastikan bahwa beberapa switching path di dalam saklar dapat diaktifkan pada waktu yang sama. Sebagai contoh, perhatikan Gambar 1, yang merinci suatu saklar empat-port dengan stasiun A pada port 1, B di port 2, C pada port 3 dan D pada 4 port. Asumsikan bahwa A keinginan untuk berkomunikasi dengan B, dan C keinginan untuk berkomunikasi dengan D. Di jembatan CPU tunggal, forwarding ini biasanya akan dilakukan dalam perangkat lunak, di mana CPU akan mengambil frame dari masing-masing pelabuhan secara berurutan dan ke depan mereka sesuai output port. Proses ini sangat efisien dalam skenario seperti yang ditunjukkan sebelumnya, di mana lalu lintas antara A dan B tidak ada hubungannya dengan lalu lintas antara C dan D. Gambar 1: Layer 2 saklar eksternal dengan Router untuk lalu lintas Inter-VLAN dan menghubungkan ke Internet (Klik pada gambar untuk memperbesar). 
Masukkan hardware berbasis Layer 2 switching. Layer 2 switch dengan dukungan hardware mereka bisa maju bingkai secara paralel sehingga A dan B dan C dan D dapat melakukan percakapan simultan. Sejajar-isme memiliki banyak keuntungan. Asumsikan bahwa A dan B adalah NetBIOS stasiun, sedangkan C dan D adalah Internet Protocol (IP) stasiun. Mungkin tidak ada rea-anak untuk komunikasi antara A dan C dan A dan D. Layer 2 switching memungkinkan ini hidup berdampingan tanpa mengorbankan efisiensi.